Sabtu, 29 September 2012

cara berbuat baik

Berbuat Baik Tanpa Sambal Agama

Di setiap tulisan di blog ini saya  berulang kali menulis tentang pentingnya berfikir positif, pentingnya ber-prilaku atau berbuat baik.  Himbauan yang tentu saja sangat KONYOL bukan?

:mrgreen:   Lha, apa itu berbuat baik?  Baik bagi seseorang khan belum tentu baik bagi orang lain?

Tepat sekali! Itulah sebabnya tulisan ini saya sebut konyol, bahkan blog inipun secara keseluruhan adalah blog konyol. Saya percaya bahwa untuk kebanyakan kasus, “berbuat baik” adalah mudah dan nyaris tidak perlu ditulis. Justru kalau ditulis malah jadi aneh. Apakah mencuri, memperkosa atau berbuat onar adalah perbuatan baik atau buruk? Kalau anda sudah cukup umur dan mengaku hidup di jaman modern, pegang HP dan bisa akses komputer, saya yakin pasti tahu jawabannya bukan?

Namun  aktivitas berbuat baik yang seharusnya mudah, sering menjadi tidak mudah. Minuman keras misalnya, apakah tergolong baik atau buruk? Jawabannya akan sangat beragam, tergantung umur, negara dan budaya. Demikian juga dengan urusan kesopanan berpakaian, makanan dll.

:mrgreen:  Repot amat sih Mbah. Gunakan saja agama sebagai acuan, beres khan? Agama khan  jelas jelas berasal dari Tuhan jadi pasti SEMPURNA !

Di awal Sampean sendiri khan mengatakan: “Baik bagi seseorang belum tentu baik bagi orang lain”.  Nah, dengan menggunakan argumen yang sama maka jawabannya menjadi: “Sempurna bagi  seseorang,  namun bisa jadi SENTOLOYO bagi orang lain”.

Atas dasar itulah maka blog ini menghindari menggunakan agama sebagai acuan. Coba  Sampean jawab dengan jujur, kalau seandainya blog ini penuh dengan  potongan ayat kitab  suci  berseliweran, apa Sampean tidak  mual membacanya? Si Mbah yang nulis saja mual, apalagi yang baca. Kalau pakai  agama sebagai acuan, pakai agama apa? Agama siMbah yang primitif dan abal-abal? Nanti Sampean tambah mual dong?

Di dunia anak anak, agama adalah indah dan damai namun di dunia orang dewasa, agama  menjadi rumit.  Harus selalu diingat bahwa agama selain mengajarkan baik buruk dalam arti umum seperti tidak mencuri dan tidak membunuh, juga mengajarkan baik buruk dalam arti dogma dan akidah, surga dan neraka. Nah, inilah yang membuat acuan agama menjadi bias.

:mrgreen: Nonsense dan omong kosong Mbah. Tanpa acuan agama, hidup menjadi ngawur dan tanpa arah!

:) Jawab : Ngawur bagi seseorang, bisa jadi damai  bagi orang lain.

Jadi apa kalau bukan agama, apa dong acuan yang digunakan? Nah, agar tidak semakin  membingungkan, saya langsung tuliskan beragam acuan alternatif selain agama yang bisa dipakai sebagai acuan.

Binatang dan Alam

Belajar dari alam adalah pelajaran berbuat baik paling mudah dan sudah ada sejak jaman batu dan masih tetap relevan dengan kehidupan sekarang. Belajar dari semut, belajar dari lebah, kmbing, anjing , banjir, gunung meletsu, tsunami dll. Semuanya itu adalah sumber pelajaran paling berharga tentang kebaikan.

Cerita dongeng, kartun, tokoh wayang dll

Contohnya cerita wayang, cerita rakyat seperti Malin Kundang, Bawang merah bawang putih, kancil mencuri mentimun dll. Untuk masyarakat modern, ajaran tentang prilaku sangat mudah diajarkan lewat tokoh komik seperti batman, superman ataupun ataupun doraemon ataupun kisah nyatas seperti riwayat hidup dan perjuangan menuju sukses tokoh tertentu. Kalau mau pakai cerita nabi juga bisa. Itu juga termasuk cerita dongeng jaman kuda gigit besi.

Tradisi dan Budaya

Contohnya adalah melestarikan batik, menyanyikan kidung, sinom dan tembang, memepelajari gambelan tradisional, mengenal ragam hias atau berkunjung ke obyek wisata. Mereka yang rajin mempelajari budaya akan cendrung memiliki jiwa lebih halus dan tidak memiliki ruang untuk melakukan tindakan konyol.  Coba Sampean pikir, mana ada orang tawuran sambil menyanyikan kidung atau membaca pupuh?

Mengenal budaya sendiri ataupun mengenal budaya asing adalah sama mulianya. Budaya Indonesia dipelajari oleh warga negera lain dan budaya negera asingpun disukai oleh warga negara kita. Ini bukanlah sesuatu hal yang perlu dikhawatirkan. Budaya atau ajaran tentang kebaikan tidak mengenal batas bangsa.

Budi Pekerti

Acuan ini sangat populer digunakan di negera barat atau di dunia pendidikan negara sekuler.  Maklum saja karena di sekolah sekolah umum, agama adalah dilarang untuk diajarkan (sebagai mata pelajaran tersendiri)  dan sebagai gantinya diperkenalkan pendidikan budi pekerti.  Budi pekerti adalah pelajaran tentang hati nurani dan mengedepankan sisi humanisme-nya.

Budi pekerti juga bukanlah dogma agama jadi tidak dipastikan akan pernah membahas tentang sorga dan neraka atau bahkan mungkin juga tidak membahas tentang Tuhan. Sekali lagi yang ditekankan adalah sisi humanisme-nya. Pelanggaran tentang Budi pekerti sama sekali tidak akan ada sangsi atau ancaman berupa hukuman fisik, hukum formal ataupun hukum Tuhan,  yang ada adalah hukuman moral seperti dikucilkan dari pergaulan dll.

Etika dan Manner

Etika dan Manner adalah seperangkat aturan yang tidak resmi atau tidak tertulis tentang berprilaku. Di negari yang tergolong peradabannya sudah maju, atau dalam pergaulan di komunitas tertentu, pelajaran tentang etika dan manner sangatlah penting. Contoh mudah adalah tata cara menggunakan telephone di tempat publik seperti mematikan atau tidak menggunakan nada dering di kendaraan umum, rapat dll. Kemudian tata cara makan di tempat tempat publik, bicara berisik dll, semuanya ada manner-nya.

Pelanggaran terhadap manner dan etika sama sekali tidak akan membuat anda masuk penjara ataupun masuk neraka. Yang paling apes mungkin cuma mendapat teguran dari orang lain atau bahkan dilihatin beramai ramai sambil berkomentar dalam hati “Tahu manner ngak sih?”.

Tata cara makan umumnya lebih dikenal dengan sebutan “table manner”. Makan pakai tangan contohnya (maksudnya pakai tangan tanpa alat spt sendok, garpu atau sumpit) tentu tidak salah, tapi dalam etika pergaulan umum adalah kurang tepat. Jamuan resmi ala Italia ya berarti pakai sendok garpu. Kalau tetap ngotot makan pakai tangan boleh boleh saja cuma sedikit aneh, menjadi tontonan orang atau bahkan bisa bisa masuk youtube.

Logika dan Filsafat

Filsafat dan logika adalah ilmu yang sudah sangat tua dan bahkan sama tuanya dengan peradaban manusia. Jauh sebelum agama besar sekarang lahir, filsafat memiliki fungsi penting dalam berprilaku. Tentu saja filsafat yang dimaksud disini bukan filsafat debat kusir ala Nabi Semelekete : “Akulah yang benar serta  kamulah yang salah, agamaku-lah yang benar dan agamamu-lah yang salah dst”.

Filsafat adalah logika jadi logikalah yang dikedepankan. Apakah anda senang kalau dimaki dan di beri kata kata kasar? Kalau tidak berarti orang lain juga sama. Apakah anda senang kalau harta benda kita dijarah orang? Apakah kita senang kalau cara hidup atau kepercayaan kita dihina dan dijelekkan orang? Dengan menggunakan logika maka hampir sebagian besar kasus bisa dijawab dengan relatif mudah.

Hukum Formal

Hukum formal adalah acuan baik dan buruk bagian terakhir yang bisa dijadikan sebagai acuan umum. Hukum formal berlaku luas, ketat, keras dan bersifat mengikat dan memaksa. Maju atau mundurnya peradaban suatu negara bisa dilihat dari berfungsi atau gagalnya hukum formal yang berlaku di negara tersebut.

Ketaatan  seseorang menjalankan ibadah atau sembahyang bukanlah jaminan bahwa kondisi negara tersebut adalah tertib dan teratur. Salah satu contoh prilaku yang mudah dilihat adalah dalam hal berlalu lintas. Rajin sembahyang sama sekali tidak menjamin seseorang menjadi taat berlalu lintas demikian juga sebaliknya.

Hati Nurani dan Ilmu Pengetahuan

Berikut ini adalah acuan baik dan buruk versi favorit si Mbah yaitu  acuan Hati Nurani dan Ilmu Pengetahuan. Maaf rada primitif dan kampungan jadi mohon jangan ditiru. Nurani adalah suara hati yang tidak pernah bohong. Pengetahuan  adalah ibarat bunga yang dipetik dan kumpulkan dari  berbagai sumber: orang tua, guru di sekolah,  saudara, tetangga, teman permainan, membaca buku, membaca koran, merenung, bergaul dengan banyak orang di masyarakat, belajar dari alam, belajar dari binatang dll.

Apakah korupsi adalah prilaku baik atau buruk? Silakan gunakan Hati Nurani sebagai acuan. Apakah menebang pohon menggunduli hutan dan membuang sampah sembarangan itu perbuatan baik? Silakan gunakan  Ilmu pengetahuan sebagai jawaban.

:mrgreen: Nurani tiap orang khan berbeda Mbah? Nanti semua orang mengaku Nuraninya paling benar. Malah tambah kacau jadinya.

Melipat selimut saat bangun tidur, mencuci piring setelah makan, mengucapkan terima kasih pada ibu yang telah memasak, menghormati kepercayaan orang apakah merupakan perbuatan baik atau buruk? Dengan menggunakan nurani maka jawabannya dipastikan akan sama karena memang SUMBERNYA adalah sama. Untuk memahami nurani maka  harus dipelajari dan dibiasakan dari kecil. Kalau sudah besar dan jenggotan baru belajar ya jawabannya seperti yang Sampean sampaikan tadi yaitu ngawur, semua orang merasa diri benar. Ini disebabkan karena Nurani sudah hilang atau tumpul. (Hati Nurani, Pengetahuan dan NIAT, tambahan dari pembaca, Mas Balanedewa)

Bunuh orang adalah pasti bertentangan dengan nurani, tapi dengan menggunakan acuan berbeda hasilnya bisa jadi berbeda. Contohnya adalah dengan menggunakan acuan tentara maka bunuh orang bisa jadi benar, dengan acuan intelijen maka penculikan dan pembunuhan aktivis bisa jadi benar. Bunuh orang adalah bertentangan dengan nurani dan juga hukum, tapi dengan menggunakan acuan agama (terlebih lagi versi agama yang sudah dipelintir) maka yang salah bisa jadi benar.

:mrgreen: Lho, agama yang diplintir, maksudnya apa Mbah? Emang  bisa agama diplintir-plintir?

Jelas bisa. Buktinya ada perang Salib bukan? Kemudian ada kerusuhan dan kekerasan atas nama agama. Agama itu ya damai, kalau rusuh berarti jawabannya cuma satu yaitu sudah dipelintir. Yang diplintir bisa jadi bukan ayat atau terjemahan tapi TAFSIRnya. Kemudian yang lebih umum lagi adalah memelintir emosi, fanatisme dan keluguan umat. Plintir memilintir agama ini umum terjadi pada hampir semua aktivitas, terlebih lagi di dunia POLITIK dan kekuasaan.

Opini Penutup

:mrgreen: Bagaimana sebaiknya, apakah blog ini tidak memberi tempat dan ruang sedikitpun untuk agama?

Lha, justru blog ini adalah blog agama yang kaku, ngotot dan dogmatis, harus persis seperti di buku yang ditulis entah oleh siapa tapi agama nurani.  Jadi acuan berbuat baik versi blog ini  dibagi menjadi 2 yaitu :

  1. Acuan Privat, artinya acuan berbuat baik untuk diri sendiri, lingkungan keluarga ataupun komunitas sendiri. Di bagian inilah acuan agama sebaiknya ditempatkan.

  2. Acuan Publik, acuan ini berlaku untuk umum. Di wilayah umum ini, agama kagak perlu dibawa-bawa, tidak perlu dipeluk peluk. Berpelukan cukup dilakukan di wilayah privat. Di wilayah publik yang terpenting adalah esensinya yaitu PRILAKU. Apakah gunanya beragama kalau prilaku malah menjadi amburadul?

Jadi kedua acuan ini, privat dan publik harus ditempatkan pada tempatnya. Pada tatanan masyarakat yang tidak  bisa membedakan acuan privat dengan acuan publik maka akan berpotensi menciptakan kekacauan. Di negeri sendiri bisa jadi saya ngotot mengatakan bahwa acuan privat dan acuan publik harus menggunakan dasar yang sama yaitu agama, tapi bagaimana kalau saya tinggal di negeri orang? Kebaikan haruslah universal jadi bukan dibatasi dengan sekat dogma atau sambal agama.

berbuat baik dengan cara sederhana

Berbuat baik dengan cara yang sederhana


• Ada orang yang mengecat lobby kantor kami, saya belikan mereka donat dan kopi. (Steveo, Canada)
• Tidak ada yang lebih menakutkan dari pada tersesat di negara asing. Jadi ketika ada beberapa turis tersesat dan bertanya pada saya, saya panggilkan taksi, bayar biaya taksinya dan meminta sopir mengantarkan mereka.(Mary, Winnipeg)
• Tiap pagi saat menunggu di halte bus, saya bertemu seorang pria yang selalu membaca buku. Jadi saya belikan dia sebuah buku kesukaan saya. (Oliver, Seattle)
• Setiap melewati lampu merah, saya selalu melihat seorang buta yang berjualan aqua. Saya pernah mencoba memberi uang, tapi dia tidak mau, akhirnya setiap melewati lampu merah itu, saya selalu membeli aquanya. (Stevanny, Jakarta)
• Saya melihat seorang tunawisma tidur di trotoar. Saya belikan dia makan malam. Senyuman dan rasa terima kasihnya membuat saya tersenyum! (Tamara, Vancouver)
• Ada seorang pendeta dari luar pulau jatuh sakit saat mengikuti seminar di kota saya. Karena tidak ada saudara, pihak rumah sakit menelepon suami saya yang kebetulan pengurus di rumah sakit tersebut. Kemudian pendeta itu dirawat di rumah kami selama 6 bulan hingga ia pulih kembali. (Priscilla, Solo)
• Anak saya yang laki yang berusia 6 tahun, setiap kali dia minta tolong kepada pembantunya untuk mengoreng makanan kesukaannya, sebelum dia ambil untuk dimakan, dia beri kesempatan si mbak untuk ambil dulu satu. (Ivonne, Tangerang)
• Anak tetangga saya yang baru berusia 7 tahun sering kali datang main ke rumah saya karena ia suka sekali dengan ikan koki kesayangan saya. Dia pernah meminta kepada ayahnya, tapi karena sedang mengalami krisis keuangan, ayahnya tidak bisa membelikan ikan. Akhirnya saya putuskan memberikan semua ikan koki kesayangan saya kepada anak tersebut. (Andy, Tangerang)
• Teman saya berkata saya murah hati karena saya membagi makan siang saya dengan dia, padahal sebenarnya hanya cukup untuk satu orang saja (Joshua, 14 th, Tokyo)
Hal sederhana apa yang kita sudah lakukan? Silahkan Share.

kisah orang yang selalu berbuat baik

kisah orang yang selalu berbuat baik dan keselamatan baginya

kisah orang yang selalu berbuat baik dan keselamatan baginya

kisah teladan ini menceritakan tentang seseorang yang selalu berbuat baik (amal ma'ruf) yang bernama muhammad ibnu humair,dia memiliki wirid dan doa yang selalu di bacanya setiap hari dan termasuk orang yang wara.pada suatu hari,dia berpuasa dan pada malam harinya dia mengerjakan sholat malam,dan dia pun salah seorang yang gemar berburu.

pada suatu hari,dia pergi untuk berburu.tiba-tiba terlihat olehnya seekor ular.dan ular itu berkata,"wahai muhammad ibnu humair!selamatkanlah aku,semoga alloh swt meneyelamatkanmu."dia berkata kepada ular tersebut,"selamatkan dari siapa,?" ular tersebut berkata,"dari musuh yang telah menzhalimiku." dia berkata," dimana musuhmu,?" ular berkata," dia berada di belakangku," dia berkata,"kamu dari umat mana,?"ular berkata,"aku dari umat muhammad saw,"

lalu humair membuka jubahnya dan berkata kepada ular,"masuklah kamu kedalam jubahku ini,"ular berkata,"musuhku akan melihatnya,"ibnu humair berkata,"apakah yang harus aku perbuat," ular itu berkata"jika kamu ingin berbuat kebaikan (amal ma'ruf)bukalah mulut mu hingga aku bisa masuk kedalam perutmu,"ibnu humair berkata,"aku takut kamu akan membunuhku," ular berkata,"tidak demi alloh,aku tidak akan membunuhmu.allohlah yang akan menjadi saksi atasku,juga para malaikatnya,para nabinya,para rasulnya,para malaikat yang menanggung arasy-Nya dan penduduk langitnya.sesunguhnya aku tidak akan membunuhmu."

muhammad ibnu humair pun percaya dan membuka mulutnya dan ular itu meluncur masuk kedalam mulutnya.kemudian diamlah ular itu di sana.kemudian ada seseorang yang mengahadang ibnu humair dan membawa pedang.dia berkata,"wahai muhammad apakah kamu bertemu dengan musuhku,"ibnu humair berkata" siapakah musuhmu itu,"orang itu berkata,"musuhku adalah ular,"ibnu humair berkata ,"aku tidak tahu,"dia beristigfar sebanyak seratus kali kepada tuhan karena ucapannya tidak tahu, padahal dia mengetahui dimana ular itu berada.

kemudian dia berjalan sebentar,lalu ular mengeluarkan kepalanya dari mulut ibnu humair seraya berkata,"lihatlah apakah musuhku telah lewat?"ibnu humair melihat kesana kemari dan ternyata tidak ada seorang pun yang di lihatnya.dia berkata kepada ular,"aku tidak melihat seorang pun.jika kamu hendak keluar,maka keluarlah."

namun ular itu berkata,"wahai muhammad! sekarang pilihlah olehmu salah satu dari 2 perkara yaitu apakah aku merobek-robek limpamu atau melobangi hatimu,dan aku akan meninggalkanmu tanpa nyawa (mati)"lalu ibnu humair mengucapkan subhanalloh(maha suci alloh)mana janjimu yang telah kamu ucapkan? kamu telah bersumpah.alangkah cepatnya kamu lupa akan janjimu sendiri.ular itu berkata,"wahai humair!apakah kamu telah lupa permusuhan aku(iblis) dan bapakmu(nabi adam a.s).aku mengeluarkan dia dari surga.mengapa kamu berbuar kebaikan (amal maruf)kepada yang bukan ahlinya?"umair berkata,"kamu hendak membunuhku"ular itu berkata,"ya aku mesti membunuhmu,"dia berkata kepada ular,"berilah aku tempo sampai aku berada di bawah gunung ini,"aku akan mepersiapkan tempat untuk kuburanku."ular itu berkata,"terserah kamu,"

dan berjalanlah ibnu humair kegunung dan hampir putus asa,lalu di menatap ke langit seraya berkata dan berdo'a,"yaa lathiif,yaa lathiif,ulthuf bii,biluthfikal khafiyyi,yaa lathiif,bil qudlratil latii istawaita bihaa a'la arasy,fa lam ya'lamil arsyu aina mustaqaruka minhu illa maa kafaitanii hadzihil hayyata"(wahai dzat yang maha  pelindung,wahai dzat yang maha pelindung,lindungilah aku dengan lindunganmu yang teresmbunyi.wahai dzat yan maha pelindung selatkanlah aku dari ular ini dengan kekuasaan engkau yang menguasai arasy,sedang arasy tiadalah mengetahui dimana engkau telah menetapkannya,)

kemudiaan,ibnu humair berjalan kembali,lalu ada seseorang yang menghadangnya.muka orang itu ceria dan bersih bercahaya.orang itu bekata kepada ibnu humair,"semoga keselamatan di berikan kepadamu,"ibnu humair berkata,"semoga keselamtan di berikan juga kepadamu wahai suadaraku," orang itu berkata,"aku melihat wajahmu pucat,mengapa"ibnu humair berkata,"karena musuhku telah mendzalimiku." orang itu berkata,"dimana musuhmu itu," ibnu humair berkata,"musuhku berada dalam perutku,"orang itu berkata,"bukalah mulutmu!" ibnu humair kemudian membuka mulutnya,"lalu orang itu meletakan daun seperti daun zaitun yang hijau kedalam mulut ibnu humair"

kemudian orang itu berkata,"kunyahlah dan telanlah,"lalu ibnu humair mengunyahnya dan menelannya.tidak lama setelah itu perut ibnu humair terasa di pukul -pukul dan terasa ular itu berputar-putar di perutnya.lalu terlempar keluar dalam bentuk potongan -potongan.ibnu humair berpegang kepada orang tersebut sambil berkata,"wahai saudaraku!"siapakah gerangan kamu? aku telah di beri anugerah oleh alloh swt melalui kamu" .orang itu tertawa,kemudian berkata,"apakah kamu tidak mengetahuiku,?"ibnu humair berkata,"aku tidak mengetahuimu,"

orang itu berkata,"sesungguhnya ketika terjadi peristiwa antara kamu dan ular itu lalu kamu berdo'a dengan doa tadi,maka para malaikat di tujuh langit menyeru kepada alloh azza wa jalla.alloh swt berfirman,"demi kemuliaan dan keagungan-Ku,aku akan menolong hamba-Ku yang di binasakan oleh ular,"lalu alloh swt memerintahkan kepadaku agar datang kepadamu,dan akulah yang di sebut al-ma'ruuf,tinggal di langit keempat.alloh swt berfirman kepadaku,"berangkatlah kamu ke surga,lalu ambillah daun yang hijau di sana,lalu temuilah hambaku taiut muhammad ibnu humair"wahai muhammad ibnu humair berbuatlah kamu yang ma'ruf.sesungguhnya ma'ruf itu menjaga serangan-serangan jahat,dan jika maruf itu di sia-siakan oleh orang-orang yang di beri ma'ruf,maka maruf tidak akan di sia-siakan oleh alloh swt. "

cerita untuk berbuat baik

kisah yang baik

Suatu ketika di sore hari, tampak seorang pemuda

sedang bermain gitar di bawah pohon yang rindang,

tidak jauh dari tepi sungai.


Ketika sedang asik melantunkan sebuh lagu

tiba-tiba perhatiannya terarah saat mendengarkan

gemericik air yang terdengar tidak beraturan.


Sang pemuda pun segera melihat ke arah tepi sungai

di mana sumber suara tadi berasal.


Ternyata, di sana tampak seekor kepiting

yang sedang berusaha keras mengerahkan

seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai

sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang sangat deras.


Melihat hal itu, Si pemuda merasa kasihan.

Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya

ke arah kepiting untuk membantunya.

 

Suatu ketika di sore hari, tampak seorang pemuda

sedang bermain gitar di bawah pohon yang rindang,

tidak jauh dari tepi sungai.

 

Ketika sedang asik melantunkan sebuh lagu

tiba-tiba perhatiannya terarah saat mendengarkan

gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

 

Sang pemuda pun segera melihat ke arah tepi sungai

di mana sumber suara tadi berasal.

 

Ternyata, di sana tampak seekor kepiting

yang sedang berusaha keras mengerahkan

seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai

sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang sangat deras.

 

Melihat hal itu, Si pemuda merasa kasihan.

Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya

ke arah kepiting untuk membantunya.

 

Melihat tangan terjulur,

dengan sigap kepiting

menjepit jari si pemuda.

 

Meskipun jarinya terluka

karena jepitan capit kepiting,

tetapi hati Pemuda itu puas

karena bisa menyelamatkan si kepiting.

dari kejadian yang bisa membahayakan dirinya

 

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali petikan gitarnya.

Belum lama Dia melantunkan sebuah melodi terdengar lagi

bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai.

 

Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama.

Maka, si pemuda kembali mengulurkan tangannya

dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.

 

Selesai membantu untuk kali kedua,

ternyata kepiting terseret arus lagi.

 

Maka, si pemuda pun menolongnya kembali

sehingga jari tangannya makin membengkak

karena jepitan capit kepiting.

 

Ada seorang tua yang melihat kejadian itu

kemudian Pak tua pun datang menghampiri

dan menegur si pemuda, "Anak muda,

perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik.

 

Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting

engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?"

 

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda.

Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih.

 

Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka

asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain,

walaupun itu hanya seekor kepiting,"

 

jawab si pemuda dengan kepuasan hati

karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda,

 

Sambil tersenyum paktua itu memungut sebuah ranting.

Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting

yang terlihat kembali melawan arus sungai.

 

Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.

 

"Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik,

tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan.

 

Maksudnya, Ada cara terbaik untuk berbuat baik

karena jika cara kita salah, perbuatan baik pun

akan terlihat sangat menyakitkan :D

 

 

Seketika itu, si pemuda tersadar.

"Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu.

 

Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan.

 

"Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan."

 

 

 

Sahabat...

pergunakanlah sisa waktu untuk berbuat baik

agar Tuhan selalu memberi kita yang terbaik.

Bila tujuan kamu benar-benar baik,

yakni untuk menolong makhluk lain,

 

kamu tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri.

Ranting pun bisa kamu manfaatkan, betul kan ?"

 

mari kita petik pelajaran berharga dari cerita singkat diatas

Mempunyai sifat belas kasih,

mau memerhatikan dan menolong orang lain

adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu

 

kita berikan kepada anak kita, orangtua,

sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun.

Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian

 

atau bantuan yang kita berikan

bukannya memecahkan masalah,

namun justru menjadi bumerang.

 

Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa

dan hanya sekadar berniat membantu,

malah harus menanggung beban

dan kerugian yang tidak perlu.

 

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik,

seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak.

Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif

bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan

dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.